Kamis, 30 Oktober 2025

TUGAS MANDIRI 7

 A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA


A. BUAT RINGKASAN 10 POINT PENTING


1. Informasi ilmiah itu hasil riset yang bisa dipertanggungjawabkan, bersifat objektif, dan biasanya dipublikasikan dalam bentuk jurnal, buku, atau laporan penelitian.

2. Ciri utama informasi ilmiah adalah berbasis data dan bukti, bukan opini pribadi. Jadi semua argumen harus punya dasar ilmiah yang jelas.

3. Sumber informasi ilmiah ada banyak jenisnya, seperti artikel jurnal, skripsi, tesis, prosiding, buku referensi, dan laporan penelitian yang valid.

4. Menelusuri informasi ilmiah harus pakai strategi, misalnya tentuin kata kunci dan sinonim yang tepat biar hasil pencarian lebih relevan.

5. Gunakan platform pencarian ilmiah kayak Google Scholar, SINTA, DOAJ, dan GARUDA buat dapetin sumber yang kredibel, bukan asal dari blog atau media bebas.

6. Manfaatkan operator Boolean (AND, OR, NOT) buat nyaring hasil pencarian biar lebih spesifik dan sesuai kebutuhan penelitian kamu.

7. Evaluasi sumber informasi dengan lima aspek utama: akurasi, otoritas, objektivitas, cakupan, dan kekinian, supaya gak kejebak hoaks akademik atau jurnal predator.

8. Etika akademik itu penting banget, termasuk jujur dalam mengutip, menghormati hak cipta, dan selalu transparan dalam penggunaan data.

9. Penulisan kutipan dan daftar pustaka harus sesuai gaya tertentu (misalnya APA, MLA, atau Chicago) dan ditulis secara konsisten di seluruh karya ilmiah.

10. Aplikasi manajemen referensi seperti Zotero dan Mendeley bisa bantu nyimpen, ngatur, dan otomatis bikin daftar pustaka biar proses nulis lebih efisien dan rapi.



B. PERTANYAAN PEMANTIK


1. Apa perbedaan antara informasi ilmiah dan informasi populer?

Informasi ilmiah bersumber dari riset yang bisa dipertanggungjawabkan, biasanya ditulis oleh ahli dan diterbitkan di jurnal akademik. Sedangkan informasi populer ditulis untuk umum, gaya bahasanya ringan, dan sering muncul di media massa atau blog tanpa proses verifikasi mendalam.


2. Bagaimana cara menelusuri informasi ilmiah yang valid di internet?

Pertama, tentuin kata kunci yang spesifik, lalu cari lewat situs akademik kayak Google Scholar, SINTA, atau DOAJ. Gunakan operator Boolean (AND, OR, NOT) biar hasilnya lebih akurat, terus pastiin sumbernya dari jurnal atau penerbit terpercaya, bukan dari situs abal-abal.


3. Sebutkan kriteria untuk menilai kredibilitas sebuah jurnal ilmiah.

Kredibilitas jurnal bisa dinilai dari:

Penerbitnya resmi (misalnya universitas atau lembaga penelitian),

Ada proses peer review,

Penulisnya ahli di bidangnya,

Terindeks di database seperti Scopus atau SINTA,

Artikel di dalamnya menyertakan referensi dan data yang jelas.


4. Mengapa penghindaran plagiarisme penting dalam penulisan ilmiah?

Karena plagiarisme termasuk pelanggaran etika akademik. Kalau kita nyontek karya orang tanpa sumber, itu bisa nurunin reputasi, bikin karya gak orisinal, bahkan bisa kena sanksi akademik. Intinya, kejujuran ilmiah itu harga mati.


5. Bagaimana format penulisan daftar pustaka untuk sumber daring?

Contohnya dalam gaya APA:


Nama Penulis. (Tahun). Judul artikel. Nama Situs. URL

Misalnya:

Rahman, A. (2024). Penerapan Arsitektur Hijau di Indonesia. Kompas.com. https://www.kompas.com/arsitekturhijau




C. PERTANYAAN REFLEKTIF


1. Ceritakan pengalaman Anda menggunakan sumber tidak valid dan dampaknya.

Pernah waktu awal ngerjain makalah, aku asal ambil info dari blog tanpa ngecek penulisnya. Akhirnya data yang aku tulis gak akurat dan dosen bilang argumennya lemah. Dari situ aku sadar pentingnya pakai sumber ilmiah yang bisa dipercaya.


2. Bagaimana Anda membedakan jurnal ilmiah terpercaya dan jurnal predator?

Aku lihat dulu apakah jurnalnya punya peer review, editor jelas, dan terindeks di Scopus, SINTA, atau DOAJ. Kalau jurnal predator biasanya minta bayar cepat, gak ada review, dan websitenya asal-asalan.


3. Apa kesulitan terbesar dalam menulis daftar pustaka? Bagaimana mengatasinya?

Kesulitannya di format yang harus konsisten, kadang beda gaya (APA, MLA, Chicago) bikin bingung. Aku ngatasinnya pakai aplikasi Mendeley biar formatnya otomatis dan gak perlu nulis satu-satu.


4. Apakah Anda pernah menggunakan Mendeley/Zotero? Jelaskan pengalamannya.

Pernah pakai Mendeley. Awalnya agak bingung, tapi setelah ngerti fiturnya, jadi enak banget buat nyimpen jurnal, nyisipin kutipan ke Word, dan otomatis bikin daftar pustaka sesuai gaya yang dipilih. Hemat waktu banget.


5. Perbaikan apa yang akan Anda lakukan dalam menulis kutipan ke depan?

Aku bakal lebih hati-hati nulis kutipan, pastiin semua sumber ditulis di daftar pustaka, dan mulai biasain pakai parafrase daripada kutipan langsung. Juga rutin pakai Mendeley biar gak ada sumber yang kelewat.




TUGAS MANDIRI 6

 A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA



A. BUAT RINGKASAN 10 POINT PENTING

1. Klasifikasi Sumber Pustaka: Sumber pustaka diklasifikasikan menjadi tiga: primer (asli, laporan penelitian), sekunder (tafsiran atas sumber primer), dan tersier (petunjuk untuk menemukan sumber).

2. Strategi Membaca Aktif: Membaca akademik memerlukan strategi khusus seperti skimming (untuk gambaran umum), scanning (mencari info spesifik), dan previewing (meninjau struktur), bukan sekadar membaca pasif.

3. Membaca Kritis: Tujuan membaca adalah untuk menilai secara kritis, termasuk mengevaluasi logika, bukti, kemungkinan bias, dan validitas argumen yang disampaikan penulis.

4. Analisis Struktur IMRaD: Memahami struktur standar artikel ilmiah (Introduction, Method, Results, and Discussion) sangat membantu dalam menganalisis dan menemukan informasi dengan cepat dan tepat.

5. Pencatatan yang Sistematis: Informasi harus dicatat dan diorganisasikan dengan rapi menggunakan teknik seperti mind map, ringkasan, atau tabel perbandingan, serta dibantu dengan aplikasi referensi seperti Zotero atau Mendeley.

6. Teknik Pengutipan yang Tepat: Menguasai tiga teknik pencatatan informasi: ringkasan (inti gagasan), parafrase (menyampaikan ulang dengan kata sendiri), dan kutipan langsung (menyalin persis dengan syarat tertentu).

7. Integrasi Sumber yang Etis: Mengutip bukan hanya untuk menambah daftar pustaka, tetapi untuk mendukung dan membangun argumen sendiri secara etis, dengan menghindari plagiarisme.

8. Penguasaan Gaya Sitasi: Menerapkan format sitasi (seperti APA, MLA, Chicago) secara konsisten baik dalam kutipan dalam teks (in-text citation) maupun daftar pustaka adalah keharusan dalam penulisan ilmiah.

9. Menjaga Orisinalitas Argumen: Suara dan argumen pribadi penulis harus tetap menjadi yang utama; sumber pustaka berfungsi sebagai "bahan bakar" dan "dukungan" untuk memperkuat posisi argumentatif tersebut.

10. Landasan Karya Ilmiah yang Kredibel: Penguasaan seluruh keterampilan ini merupakan fondasi untuk menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas, logis, kredibel, dan bertanggung jawab. 



B. PERTANYAAN PEMANTIK


1. Mengapa penting membedakan sumber primer, sekunder, dan tersier?

Karena tiap sumber punya fungsi beda. Sumber primer itu data asli atau hasil penelitian langsung, sekunder itu analisis dari sumber primer, sedangkan tersier cuma rangkuman dari keduanya. Kalau gak dibedain, bisa salah tafsir atau malah bikin argumen jadi lemah karena dasar referensinya gak jelas.


2. Apa perbedaan membaca akademik dengan membaca umum?

Membaca akademik itu fokus, kritis, dan tujuannya untuk memahami ide, teori, atau argumen penulis. Kalau membaca umum biasanya cuma buat hiburan atau nambah wawasan ringan tanpa harus dianalisis dalam.


3. Bagaimana cara menilai kredibilitas sebuah sumber pustaka?

Lihat siapa penulisnya (ahli atau bukan), tahun terbitnya (masih relevan atau udah kadaluarsa), diterbitkan di mana (jurnal, buku ilmiah, atau blog biasa), dan cek apakah sumber itu pakai data dan referensi valid.


4. Apa saja kesalahan umum dalam mengutip sumber?

Biasanya orang sering salah nulis kutipan tanpa mencantumkan sumber, salah format sitasi, atau terlalu banyak copy-paste tanpa parafrase. Ini bisa bikin tulisan dianggap plagiat.


5. Bagaimana menjaga keaslian argumen saat mengutip banyak referensi?

Dengan cara mengolah informasi dari berbagai sumber pakai kata-kata sendiri dan mengaitkan hasil bacaan itu sama pendapat atau analisis pribadi. Jadi meskipun ngutip banyak, tetap ada “suara” kita sendiri dalam tulisannya.


 

C. PERTANYAAN REFLEKTIF


1. Sejauh mana kamu mampu membedakan sumber kredibel dan tidak kredibel?

Sekarang udah lumayan bisa. Biasanya aku cek dulu asal sumbernya dari jurnal resmi atau kampus, bukan blog bebas. Aku juga bandingin beberapa sumber biar yakin datanya gak asal.


2. Strategi apa yang kamu gunakan saat kesulitan memahami teks akademik?

Aku biasanya baca pelan-pelan, tandai istilah penting, terus cari artinya di kamus atau sumber lain. Kadang juga diskusi sama temen atau cari video penjelasan biar lebih kebayang maksudnya.


3. Bagaimana pencatatan informasi membantu struktur tulisan kamu?

Membantu banget. Dengan nyatet poin penting dari tiap sumber, aku bisa nyusun alur tulisan yang jelas — mulai dari pembuka, isi, sampai kesimpulan. Jadi gak loncat-loncat pas nulis.


4. Apa tantangan kamu dalam parafrase dan sintesis informasi?

Tantangan paling susah tuh bikin kalimat yang beda tapi maknanya tetap sama. Kadang juga bingung nyatuin ide dari beberapa sumber biar nyambung tanpa kehilangan maksud aslinya.


5. Bagaimana kamu akan mengubah kebiasaan belajar setelah mempelajari modul ini?

Aku mau lebih rajin baca jurnal dan latihan nulis akademik pakai gaya ilmiah. Terus mau biasain diri pakai referensi kredibel dari awal biar tulisan lebih kuat dan gak asal nulis opini.

Kamis, 09 Oktober 2025

TUGAS MANDIRI 4

 A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA


A. MEMBUAT RINGKASAN 


Teks akademik dan ilmiah merupakan bentuk komunikasi tertulis yang bertujuan menyampaikan pengetahuan secara sistematis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. Teks akademik mencakup segala bentuk tulisan yang digunakan dalam lingkungan pendidikan tinggi, seperti esai, laporan, dan makalah, sedangkan teks ilmiah lebih spesifik pada karya yang mengikuti metode ilmiah dan ditujukan untuk publikasi atau diseminasi pengetahuan baru. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada tingkat formalitas, struktur, dan tujuan: teks ilmiah menuntut validitas data dan argumentasi berbasis penelitian, sedangkan teks akademik dapat lebih luas cakupannya namun tetap menuntut kejelasan dan logika berpikir.


Karakteristik utama teks ilmiah meliputi penggunaan bahasa baku, struktur kalimat efektif, konsistensi ejaan sesuai pedoman (seperti EYD V), serta pemilihan diksi yang tepat dan netral. Struktur teks akademik umumnya terdiri atas pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil, pembahasan, dan kesimpulan, yang masing-masing harus disusun secara logis dan koheren 13. Prinsip penulisan akademik yang baik mencakup kejelasan, kepaduan, kehematan, dan logika dalam penyusunan kalimat, serta penerapan gaya bahasa yang objektif dan formal. Penguasaan tata bahasa dan ejaan sangat penting untuk menghindari ambiguitas dan meningkatkan kredibilitas tulisan.


Literasi kritis dalam membaca dan menulis sangat diperlukan agar penulis mampu mengevaluasi, merevisi, dan memperbaiki naskah secara mandiri maupun kolaboratif. Keterampilan ini juga mendukung kemampuan dalam menilai keabsahan sumber dan argumentasi, serta mendorong pengembangan pemikiran kritis. Implikasi dari penerapan kaidah bahasa yang baik adalah meningkatnya kualitas, keterbacaan, dan profesionalisme karya ilmiah, yang pada akhirnya memperkuat kredibilitas institusi akademik. Solusi peningkatan literasi akademik meliputi pelatihan berkelanjutan, penggunaan alat bantu penulisan, serta pembudayaan revisi dan umpan balik.




Daftar Pustaka:


Arwih, M. Z., et al. (2024). Sosialisasi Penulisan Artikel Ilmiah pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan FKIP UHO.


Mirizon, S., et al. (2023). Menulis Artikel Ilmiah bagi Guru Bahasa Inggris: Antara Keharusan, Keinginan, dan Kemampuan.


Arsyad, S., & Maisarah, I. (2020). Analisis Retorika Teks Genre Akademik: Kerangka Teori dan Isu-Isu Metodologi.


Yunidar, Y., et al. (2023). Pelatihan Penulisan Sitasi dan Daftar Pustaka dalam Menggunakan Aplikasi Mendeley Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako. 


B. LATIHAN SOAL REFLEKTIF 


1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa.

2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan kecermatan.

3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah Subjek–Predikat–Objek–Keterangan (SPOK).

4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah komputer.

5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata penulis.

6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.

7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan judul buku, majalah, dan istilah asing yang belum diserap.

8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan  ketidaktepatan makna dan menurunkan kualitas tulisan.

9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Quillbot.

10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan


Soal Esai


1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis.


jawab: Kaidah bahasa yang tepat menunjukkan kemampuan penulis dalam berpikir sistematis, logis, dan disiplin terhadap aturan ilmiah. Ketepatan tata bahasa, ejaan, dan diksi mencerminkan ketelitian serta tanggung jawab akademik, sehingga tulisan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis yang konsisten menerapkan kaidah bahasa menampilkan sikap profesional, menghargai pembaca, dan menjaga integritas terhadap ilmu yang disampaikan. Kesalahan berbahasa dapat menimbulkan ambiguitas, menurunkan kredibilitas, serta menunjukkan kurangnya ketelitian ilmiah.



2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.

jawab: 

Kehematan: Menghindari penggunaan kata yang berlebihan. Contoh: Mahasiswa harus mengumpulkan tugas tepat waktu.

Kepaduan: Unsur kalimat saling berhubungan dan logis. Contoh: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola makan terhadap daya tahan tubuh.

Kejelasan: Struktur kalimat mudah dipahami dan tidak ambigu. Contoh: Dosen memberikan arahan kepada mahasiswa sebelum penelitian dimulai.

Kesatuan: Setiap kalimat memiliki satu gagasan utama. Contoh: Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu memengaruhi laju pertumbuhan bakteri.

Kecermatan: Pemilihan kata dan struktur kalimat tepat sesuai makna. Contoh: Data dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan.


3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.

jawab: 

Huruf Kapital: Digunakan pada awal kalimat, nama diri, gelar kehormatan, jabatan yang diikuti nama orang, serta nama instansi. Contoh: Penelitian ini dilakukan di Universitas Indonesia.

Huruf Miring: Digunakan untuk menulis judul buku, nama majalah, atau istilah asing yang belum diserap. Contoh: Istilah sustainability sering digunakan dalam studi lingkungan.


4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.


jawab: Revisi bahasa ilmiah penting dilakukan untuk memastikan ketepatan logika, struktur, dan gaya penulisan agar sesuai dengan standar akademik. Revisi mencegah kesalahan yang dapat mengaburkan makna atau menurunkan kualitas tulisan.

Langkah-langkah self-editing:


Membaca ulang naskah secara menyeluruh dengan fokus pada alur ide.


Memeriksa tata bahasa, ejaan, dan tanda baca berdasarkan EYD V.


Mengevaluasi kejelasan kalimat dan hubungan antarparagraf.


Mengganti diksi yang kurang tepat atau tidak akademik.


Menggunakan alat bantu seperti Grammarly atau fitur pemeriksa ejaan sebelum publikasi.



5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?


jawab: Pemilihan diksi yang tepat dan gaya bahasa yang objektif menentukan sejauh mana pembaca menilai keilmiahan dan profesionalitas penulis. Diksi akademik mencerminkan ketelitian, netralitas, dan kecakapan konseptual. Gaya bahasa yang terlalu informal, emosional, atau ambigu dapat menurunkan kredibilitas tulisan. Sebaliknya, gaya bahasa yang lugas, logis, dan konsisten menunjukkan penguasaan materi serta memperkuat kepercayaan pembaca terhadap validitas argumen yang disampaikan.

TUGAS MANDIRI 3

 A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA 


3A. MEMBUAT RINGKASAN 


Kemampuan literasi akademik menjadi dasar penting bagi mahasiswa dalam memahami, menulis, dan berpikir secara ilmiah. Teks akademik merupakan tulisan yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengomunikasikan gagasan atau analisis secara sistematis, seperti esai, makalah, atau laporan. Sementara teks ilmiah adalah karya tulis yang menyajikan hasil penelitian dengan metode dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti artikel jurnal atau skripsi. Keduanya berbeda dalam tujuan dan tingkat formalitas; teks akademik lebih fleksibel, sedangkan teks ilmiah harus mengikuti standar metodologis dan etika publikasi.


Teks ilmiah memiliki karakteristik objektif, sistematis, berbasis data, menggunakan bahasa baku, dan konsisten dalam format penulisan. Sementara itu, struktur teks akademik umumnya terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup yang menjelaskan latar belakang, argumen, serta kesimpulan. Dalam penulisan akademik yang baik, penulis wajib menggunakan bahasa formal, menghindari plagiarisme, menjaga kejelasan paragraf, dan mencantumkan sumber dengan gaya kutipan tertentu.


Selain menulis, mahasiswa juga perlu mengembangkan literasi kritis, yaitu kemampuan menganalisis validitas argumen, menilai sumber, dan memahami konteks suatu teks ilmiah. Peningkatan literasi akademik berdampak pada kualitas pembelajaran, kejujuran ilmiah, dan daya saing institusi pendidikan. Solusinya mencakup pelatihan literasi akademik, penggunaan alat bantu penulisan, serta penguatan budaya menulis di lingkungan kampus.


Dengan penguasaan literasi akademik yang baik, mahasiswa dapat berperan aktif sebagai generasi ilmuwan muda yang kritis, berintegritas, dan mampu berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.



Daftar Pustaka

Hyland, K. (2019). Academic Discourse and Writing: Critical Approaches. Routledge.

Modul Literasi Akademik (2024). Fondasi Literasi di Dunia Pendidikan Tinggi. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikbudristek 


3B. LATIHAN SOAL REFLEKTIF 


Pertanyaan Isian (10 Soal)


1. Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks pendidikan/akademik untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.

2. Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat kedisiplinan/ketelitian ilmiah.

3. Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi, penutup

4. Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti Introduction, Methods, Results, and Discussion.

5. Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan opini pribadi tanpa dasar ilmiah.

6. Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh data atau referensi yang terpercaya.

7. Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.

8. Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas argumen dalam sebuah teks.

9. Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks eksposisi.

10. Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan pelatihan literasi akademik secara berkala. 


Pertanyaan Esai (5 Soal)


1. Jelaskan perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah, baik dari segi tujuan maupun struktur penulisan.


Jawab: Teks akademik bertujuan menyampaikan gagasan, refleksi, dan analisis dalam ranah pendidikan, misalnya esai atau makalah mahasiswa, dengan struktur umum pendahuluan–isi–penutup. Teks ilmiah bertujuan menghasilkan dan menyebarkan pengetahuan baru dengan format lebih ketat, biasanya mengikuti struktur IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion).



2. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat penting dalam teks ilmiah? Sertakan contoh kalimat untuk memperkuat jawaban.


Jawab: Bahasa baku menjamin kejelasan, konsistensi, dan keseragaman istilah, sehingga menghindari ambiguitas. Misalnya, kalimat: “Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara literasi digital dan motivasi belajar mahasiswa” jauh lebih presisi dibanding versi nonbaku: “Penelitian ini mau lihat keterkaitan literasi digital sama semangat belajar mahasiswa”.



3. Bagaimana peran literasi kritis dalam membantu mahasiswa menjadi pembaca dan penulis akademik yang lebih baik?


Jawab: Literasi kritis membantu mahasiswa menilai keabsahan sumber, membedakan fakta dari opini, serta memahami struktur argumentasi. Hal ini membuat mahasiswa mampu menyaring informasi yang kredibel dan menyusunnya kembali dalam tulisan akademik yang valid.


4. Uraikan prinsip-prinsip utama dalam penulisan akademik yang baik dan berikan contohnya.


Jawab: Objektivitas: hanya menyampaikan klaim berbasis data, bukan opini personal. Koherensi: gagasan mengalir logis dan terstruktur. Ketepatan bahasa: mematuhi EYD/PUEBI. Etika: menghindari plagiarisme dengan sitasi yang konsisten.

Contoh: dalam makalah, penulis mengutip pendapat ahli menggunakan format sitasi resmi (APA/MLA) agar terhindar dari plagiarisme.



5. Menurut Anda, bagaimana implikasi kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis terhadap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia?


Jawab: Kemampuan ini meningkatkan kualitas pendidikan tinggi karena mahasiswa tidak hanya menjadi penerima informasi pasif, tetapi juga produsen pengetahuan aktif. Dengan membaca kritis, mereka mampu mengevaluasi argumen yang ada, dan dengan menulis kritis mereka berkontribusi pada diskursus akademik. Hal ini memperkuat budaya riset, memperkaya publikasi nasional, serta meningkatkan daya saing akademik Indonesia secara global.

TUGAS MANDIRI 2

 A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA


RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN 2 


🌍 Memartabatkan Bahasa Indonesia sebagai Wahana Intelektual, Akademik, dan Global


Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai wahana berpikir, berilmu, dan beridentitas. Dalam dunia akademik, bahasa menjadi sarana untuk membangun logika, menyusun argumen, serta menyebarkan pengetahuan. Ketika mahasiswa menulis makalah, berdiskusi di kelas, atau mempresentasikan hasil penelitian, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menunjukkan kedewasaan berpikir dan kemampuan ilmiah mereka.


Bahasa akademik memiliki ciri khas: formal, objektif, presisi istilah, dan mengikuti kaidah PUEBI. Penggunaan bahasa akademik yang tepat penting dalam penyusunan karya ilmiah seperti skripsi, jurnal, atau laporan penelitian agar hasilnya kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


Teks ilmiah sendiri berfungsi sebagai jembatan ilmu pengetahuan antara penulis dan pembaca. Melalui teks seperti artikel, laporan, dan modul, ide-ide akademik dapat diakses, dipelajari, dan dikembangkan. Mahasiswa dituntut tidak hanya menulis, tetapi juga mampu membaca dan menilai teks secara kritis.


Dalam penulisan karya ilmiah, struktur umum yang digunakan adalah IMRAD — Introduction, Methods, Results, and Discussion. Karya ilmiah yang baik ditulis dengan bahasa baku, konsisten, serta menjunjung tinggi etika akademik seperti kejujuran dan anti plagiarisme.


Akhirnya, upaya memartabatkan bahasa Indonesia berarti menjadikannya bahasa ilmu yang diakui secara global. Ini bisa dilakukan dengan meningkatkan publikasi ilmiah berbahasa Indonesia, mengembangkan istilah ilmiah baru, serta memperluas program pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Dengan demikian, bahasa Indonesia bukan hanya simbol nasional, tetapi juga bahasa ilmu yang mampu berdiri sejajar di kancah dunia. 



A. Jawaban Soal Pilihan Ganda 10 soal 


1. b. Alat berpikir dan ekspresi intelektual

2. c. Formal, objektif, dan presisi istilah

3. b. IMRAD

4. a. Artikel jurnal

5. b. Berkurangnya kredibilitas karya ilmiah

6. a. Program BIPA

7. b. Menghindari plagiarisme

8. c. Efektif dan padat makna

9. b. Menulis makalah ilmiah

10. a. Diplomasi kebahasaan 


B. Soal Isian 10 soal


1. Alat berpikir dan pengungkap gagasan

2. Istilah

3. IMRAD

4. Artikel jurnal

5. Kredibilitas

6. Plagiarisme

7. BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)

8. Intelektual

9. Teks ilmiah

10. Identitas bangsa


C. Essay 5 soal 


1. Peran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat berpikir dan sarana mengekspresikan ide secara ilmiah. Ia membantu mahasiswa menyusun logika, teori, dan argumentasi akademik.


2. Ciri Bahasa Akademik

Bahasa akademik harus formal, objektif, dan presisi agar tulisan ilmiah jelas, logis, dan bebas bias. Misalnya, menggunakan istilah “metodologi penelitian” daripada kata “cara penelitian”.


3.  Fungsi Teks Ilmiah

Teks ilmiah menjadi jembatan penyebaran ilmu karena menyampaikan hasil penelitian dan gagasan akademik kepada masyarakat dengan bahasa yang sistematis dan mudah dipahami.


4.  Strategi Memartabatkan Bahasa Indonesia

Melalui publikasi ilmiah nasional, program BIPA, kolaborasi riset internasional, dan penggunaan bahasa Indonesia di forum global.


5.  Tantangan Internasionalisasi Bahasa Indonesia

Kurangnya publikasi internasional berbahasa Indonesia, rendahnya literasi akademik, serta dominasi bahasa asing dalam dunia ilmu pengetahuan


TUGAS MANDIRI 1

A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA  


1. BUAT RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN 1 


Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat berpikir dan ekspresi intelektual yang berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui bahasa, gagasan dapat dikonseptualisasikan, dipahami, dan disebarluaskan secara ilmiah.


Dalam dunia akademik, bahasa Indonesia digunakan dalam penulisan jurnal, buku ajar, seminar, dan penelitian. Namun, tantangan seperti dominasi bahasa asing dan kurangnya padanan istilah ilmiah perlu diatasi dengan pengembangan glosarium dan pembentukan istilah baru.


Teks ilmiah berfungsi sebagai jembatan ilmu pengetahuan antara penulis dan pembaca. Oleh karena itu, kemampuan menulis karya ilmiah dengan kaidah EYD dan PUEBI, struktur jelas, serta istilah tepat menjadi hal penting.


Bahasa Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menjadi bahasa ilmiah internasional melalui publikasi global, kolaborasi riset, dan program pengajaran BIPA di berbagai negara.


Dari segi historis, bahasa Indonesia berakar dari bahasa Melayu, diresmikan sebagai bahasa nasional melalui Sumpah Pemuda 1928, dan dikukuhkan dalam UUD 1945. Kini, fungsinya meluas ke bidang ilmu, hukum, pendidikan, dan teknologi.


Bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi — komunikatif, edukatif, identitas nasional, ilmiah, dan politis — serta berkedudukan sebagai bahasa nasional, negara, ilmu, dan internasional.

Untuk memartabatkannya, diperlukan penggunaan bahasa Indonesia dalam karya ilmiah, pengembangan istilah baru, peningkatan literasi akademik, dan diplomasi kebahasaan.  



2. LATIHAN SOAL 


A. Jawaban Pilihan Ganda 1-10


1. b) Alat pikir dan ekspresi intelektual

2. b) Dominasi bahasa asing dan kurangnya padanan istilah ilmiah

3. b) Menghubungkan pengetahuan penulis dengan pemahaman pembaca

4.  b) Kepatuhan terhadap kaidah EYD dan PUEBI

5.  c) Mengganti bahasa pengantar di semua sekolah dengan bahasa Inggris

6.  b) Undang-Undang Dasar 1945

7.  c) Identitas Nasional

8. b) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)

9.  a) Pengembangan istilah baru yang sesuai kaidah

10. b) Kedudukan bahasa Indonesia yang dinamis dan multifungsi 


B. Jawaban Isian Singkat 10 soal 


1. Medium berpikir (alat pikir)

2.  Bahasa nasional

3. Bahasa ilmiah

4. BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

5. istilah

6.Eksplorasi teks

7. Bahasa negara

8. Glosarium ilmiah

9. Penggunaan bahasa Indonesia dalam karya ilmiah

10. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 


C. Jawaban Essay 


1. Bahasa Indonesia disebut wahana intelektual dan ilmiah karena menjadi sarana berpikir, menalar, serta menyampaikan gagasan ilmiah secara sistematis dan logis.

Contoh konkret:

Penulisan jurnal ilmiah nasional yang menggunakan bahasa Indonesia untuk menyebarkan hasil penelitian.

Penggunaan bahasa Indonesia dalam seminar akademik dan skripsi di perguruan tinggi.



2. Bahasa berperan penting dalam pembangunan ilmu pengetahuan karena melalui bahasa, ide dan hasil riset dapat ditransfer, dikritisi, dan dikembangkan.

Penguatan bahasa Indonesia penting agar ilmu pengetahuan tidak hanya dikuasai dalam bahasa asing, tetapi juga relevan dan mudah diakses masyarakat Indonesia.

Dengan bahasa yang kuat, ilmu dapat berkembang tanpa kehilangan identitas nasional.



3. Dua tantangan utama:

1. Dominasi bahasa asing dalam publikasi ilmiah.

👉 Solusi: Mengembangkan jurnal ilmiah nasional berbahasa Indonesia yang terindeks global.

2. Kurangnya padanan istilah ilmiah dalam bahasa Indonesia.

👉 Solusi: Membentuk glosarium istilah ilmiah baru yang sesuai kaidah bahasa Indonesia.



4. • Bahasa nasional: berfungsi sebagai simbol persatuan bangsa.

📌 Contoh: digunakan dalam lagu kebangsaan, upacara nasional, dan komunikasi antar daerah.

Bahasa negara: digunakan dalam administrasi pemerintahan, pendidikan, dan hukum.

📌 Contoh: digunakan dalam dokumen resmi negara dan pembelajaran di sekolah.



5. Generasi muda berperan penting dalam internasionalisasi bahasa Indonesia dengan cara:

1. Menulis dan mempublikasikan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia yang berkualitas.

2. Mengikuti atau mengajar program BIPA untuk memperkenalkan bahasa Indonesia ke dunia.

3. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di ruang digital dan akademik.



TUGAS TERSTRUKTUR 3

 A_19   PUTRI RAHMA NUR ZAHRA 





EKSPLORASI TEKS AKADEMIK: KAJIAN NILAI, BAHASA, DAN PENALARAN

A. Pendahuluan

Latar Belakang
Kajian akademik dalam bidang arsitektur tradisional memiliki peran penting untuk memahami hubungan antara bentuk, fungsi, dan nilai budaya yang tercermin dalam warisan arsitektur Nusantara. Salah satu objek yang menarik adalah rumah adat Mbaru Niang di Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur. Rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol identitas dan spiritualitas masyarakat setempat.

Jurnal ini yang dikaji dalam eksplorasi

Louis, M. (2015) – Fungsi dan Makna Ruang pada Rumah Adat Mbaru Niang Wae Rebo (Jurnal INTRA, Vol.3 No.2).

Pradipto, E. & Tristanto, K. (2021) – Ketahanan Sistem Struktur Bangunan terhadap Angin: Studi Kasus Mbaru Niang di Desa Wae Rebo (Jurnal Arsitektur Pendapa, Vol.4 No.1).

Umbung, C.D.O. dkk. (2021) – Pariwisata Tradisional Rumah Adat Mbaru Niang di Dusun Wae Rebo (Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu Sosial, Vol.1 No.11).

Ketiganya menyoroti Mbaru Niang dari sisi yang berbeda fungsi ruang, struktur bangunan, dan nilai sosial budaya namun berpadu dalam memperlihatkan identitas arsitektur lokal Indonesia.

Tujuan
Mengidentifikasi struktur dan ciri khas teks akademik dalam ketiga jurnal.

Menganalisis penggunaan bahasa akademik, objektivitas, dan kosakata ilmiah.

Menelusuri nilai keilmuan serta dukungan teori dan data yang digunakan.

Menggali nilai-nilai kebangsaan yang tercermin, seperti pelestarian budaya, etika ilmiah, dan semangat nasionalisme akademik.

B. Metodologi

Pendekatan yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pembacaan kritis dan interpretatif terhadap ketiga teks jurnal.

Langkah-langkah eksplorasi:

Membaca struktur teks untuk mengidentifikasi unsur akademik (abstrak, pendahuluan, metode, hasil, dan kesimpulan).

Mengkaji gaya bahasa akademik dan kosakata ilmiah yang digunakan.

Menelusuri teori atau pendekatan ilmiah yang mendasari setiap penelitian.

Mengidentifikasi nilai kebangsaan yang muncul dari konteks arsitektur dan budaya lokal Wae Rebo.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Struktur dan Ciri Khas Teks Akademik
Ketiga jurnal memiliki pola struktur akademik yang konsisten:

Abstrak dwibahasa (Indonesia–Inggris)

Pendahuluan yang memuat latar belakang dan tujuan penelitian

Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif

Hasil dan pembahasan sistematis

Kesimpulan dan rekomendasi

Perbedaan fokus penelitian:

Louis (2015) → Fokus pada fungsi dan makna ruang dengan pendekatan semiotika Pierce.

Pradipto (2021) → Meneliti ketahanan struktur terhadap angin dengan pendekatan rasionalistik dan teknis.

Umbung (2021) → Menganalisis pariwisata tradisional dan nilai simbolik budaya Mbaru Niang.

Ketiganya memperlihatkan integrasi kuat antara teori dan praktik lapangan.

2. Analisis Bahasa Akademik
Ciri bahasa akademik dalam ketiga jurnal:

Gaya bahasa formal, objektif, dan lugas.

Menggunakan istilah teknis seperti semiotika, sistem struktur, sendi, jepit, ikat, hekang kode, dan komponen simbolik.

Menghindari ungkapan emosional dan mengutamakan kejelasan logis.

Setiap jurnal menyertakan data empiris dan hasil wawancara sebagai bentuk dukungan ilmiah.

Louis (2015) menonjol dalam penggunaan bahasa simbolik dan interpretatif, sedangkan Pradipto (2021) menunjukkan struktur bahasa teknis yang presisi, dan Umbung (2021) menampilkan gaya deskriptif etnografis yang komunikatif.

3. Nilai Keilmuan
Louis (2015) memperlihatkan penerapan teori semiotika Pierce untuk menjelaskan hubungan tanda, ruang, dan makna dalam struktur Mbaru Niang.

Pradipto (2021) memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang teknologi arsitektur vernakular, menunjukkan efektivitas sistem struktur sederhana terhadap gaya angin.

Umbung (2021) menghubungkan arsitektur tradisional dengan pariwisata budaya, menekankan makna simbolik tiap komponen dan keberlanjutan fungsi sosialnya.

Ketiganya didukung data empiris berupa wawancara, observasi lapangan, dan studi literatur, menunjukkan keabsahan ilmiah yang kuat.

4. Nilai Kebangsaan
Nilai kebangsaan tercermin dari:

Pelestarian budaya lokal: Rumah adat Mbaru Niang dipertahankan sebagai warisan arsitektur bangsa.

Etika akademik: Semua penulis menghindari plagiarisme dan mencantumkan sumber ilmiah secara sah.

Kemandirian ilmiah: Mengutamakan kearifan lokal tanpa ketergantungan pada konsep modern Barat.

Nasionalisme arsitektur: Menunjukkan kebanggaan terhadap bentuk, struktur, dan nilai budaya Indonesia.

D. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan
Ketiga jurnal memiliki struktur akademik lengkap dan mengikuti standar penulisan ilmiah.

Bahasa yang digunakan objektif dan menunjukkan penguasaan istilah teknis bidang arsitektur.

Nilai keilmuan kuat karena berbasis teori dan pengamatan lapangan.

Nilai kebangsaan tampak dari semangat pelestarian budaya, etika ilmiah, dan nasionalisme desain.

Rekomendasi

Penulis jurnal selanjutnya dapat memperluas kajian empiris melalui studi komparatif antar daerah adat.

Integrasi antara teori arsitektur vernakular dan teknologi modern berkelanjutan perlu diperkuat.

Eksplorasi terhadap nilai simbolik arsitektur tradisional dapat digunakan sebagai sumber inspirasi desain kontemporer Indonesia.



TUGAS MANDIRI 7

 A_19 PUTRI RAHMA NUR ZAHRA A. BUAT RINGKASAN 10 POINT PENTING 1. Informasi ilmiah itu hasil riset yang bisa dipertanggungjawabkan, bersif...